Penyakit Alzheimer merupakan kelainan neurodegeneratif yang bisa mengakibatkan kemunduran intelektual dan beragam gangguan behavioral neuropsikiatri. Demensia merupakan suatu gejala kerusakan otak yang berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam berpikir, mengingat, menilai, berbahasa, perubahan suasana hati, berperilaku dan berkomunikasi. Proses patologis pada penyakit Alzheimer adalah terjadinya kematian sel (kematian neural) yang terprogram atau apoptosis. Ini merupakan mekanisme mayor yang mengakibatkan matinya neuron pada penyakit Alzheimer. Dari sisi faktor genetik, gen apo E pada khromosom 19 dikemukakan ada hubungan dengan patogenesis penyakit Alzheimer. Gen apo E merupakan faktor risiko yang penting bagi Alzheimer dan merupakan marka biologik yang berasosiasi dengan penyakit Alzheimer.
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIK KEMUNGKINAN (PROBABLE) ALZHEIMER
1. Didapatkan demensia melalui tes mental dan neuropsikologi.
2. Didapatkan defisit pada 2 atau lebih bidang kognitif.
3. Perburukan yang progresif dari memori dan fungsi kognitif
4. Tidak dijumpai gangguan kesadaran
5. Tidak dijumpai gangguan sistemik atau penyakit otak lain yang dapat menyebabkan defisit memori dan kognitif
FAKTOR RISIKO BAGI PENYAKIT ALZHEIMER
Riwayat demensia dalam keluarga, lanjut usia, Apolipoprotein E, dan beberapa penyakit tertentu seperti jantung, DM, stroke, hipertensi, sindrom Down, gaya hidup seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, serta riwayat cedera kepala.
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis Alzheimer seperti pemeriksaan riwayat medis, fisik dan neurologis, laboratorium, status mental, neuropsikologis, pencitraan otak (CT Scan, MRI, PET Scan).
Pada dasarnya, untuk menangani kasus penyakit Alzheimer dibutuhkan penanganan dari ahli penyakit saraf, psikiater dan psikolog.
TERAPI
Tujuan dilakukan terapi:
- Mempertahankan kualitas hidup yang normal
- Memanfaatkan kemampuan yang masih ada seoptimal mungkin.
- Memperlambat perburukan.
- Membantu keluarga yang merawat
- Menghadapi keadaan penyakit secara realistis.
TERAPI FARMAKOLOGIS
Tujuan dilakukan Terapi Farmakologis:
* Obat penghambat kholinesterase: Penghambat kholinesterase memperpanjang kerja asetilkholin direseptor kholinergik pascasinaps. Contohnya seperti Donepezil, Rivastigmin
* Estrogen: beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mendapat estrogen setelah menopause mempunyai risiko yang lebih rendah untuk terkena Alzheimer.
* Antioksidan: seperti selegiline dan alphatocopherol. Vitamin E, omega 3
* Obat anti inflamsasi: kejadian Alzheimer lebih rendah pada orang-orang yang mendapatkan terapi anti inflamasi terutama yang bisa melintasi sawar darah otak.
Berikut 5 Langkah Sederhana Menurunkan Risiko Terkena Penyakit Alzheimer:
1. Banyak mengkonsumsi roti gandum untuk mencegah kadar gula darah yang tinggi, dan menambah konsumsi makanan laut seperti tuna, salmon dan lain lain.
2. Dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga teratur, seperti berjalan kaki minimal 10 menit, atau berolahraga tenis untuk menggabungkan gerakan dan koordinasi
3. Hindari kebiasaan merokok
4. Rutin mengasah kemampuan mental, misalnya dengan terlibat dalam aktivitas sosial dan menghindari stress yang berlebihan.
5. Biasakan untuk mengasah kemampuan mental seperti memecahkan puzzle, mem baca, menulis, menyanyi, dan menyalurkan hobi dengan penuh kegembiraan.
KRITERIA DIAGNOSIS KLINIK KEMUNGKINAN (PROBABLE) ALZHEIMER
1. Didapatkan demensia melalui tes mental dan neuropsikologi.
2. Didapatkan defisit pada 2 atau lebih bidang kognitif.
3. Perburukan yang progresif dari memori dan fungsi kognitif
4. Tidak dijumpai gangguan kesadaran
5. Tidak dijumpai gangguan sistemik atau penyakit otak lain yang dapat menyebabkan defisit memori dan kognitif
FAKTOR RISIKO BAGI PENYAKIT ALZHEIMER
Riwayat demensia dalam keluarga, lanjut usia, Apolipoprotein E, dan beberapa penyakit tertentu seperti jantung, DM, stroke, hipertensi, sindrom Down, gaya hidup seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, serta riwayat cedera kepala.
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis Alzheimer seperti pemeriksaan riwayat medis, fisik dan neurologis, laboratorium, status mental, neuropsikologis, pencitraan otak (CT Scan, MRI, PET Scan).
Pada dasarnya, untuk menangani kasus penyakit Alzheimer dibutuhkan penanganan dari ahli penyakit saraf, psikiater dan psikolog.
TERAPI
Tujuan dilakukan terapi:
- Mempertahankan kualitas hidup yang normal
- Memanfaatkan kemampuan yang masih ada seoptimal mungkin.
- Memperlambat perburukan.
- Membantu keluarga yang merawat
- Menghadapi keadaan penyakit secara realistis.
TERAPI FARMAKOLOGIS
Tujuan dilakukan Terapi Farmakologis:
* Obat penghambat kholinesterase: Penghambat kholinesterase memperpanjang kerja asetilkholin direseptor kholinergik pascasinaps. Contohnya seperti Donepezil, Rivastigmin
* Estrogen: beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mendapat estrogen setelah menopause mempunyai risiko yang lebih rendah untuk terkena Alzheimer.
* Antioksidan: seperti selegiline dan alphatocopherol. Vitamin E, omega 3
* Obat anti inflamsasi: kejadian Alzheimer lebih rendah pada orang-orang yang mendapatkan terapi anti inflamasi terutama yang bisa melintasi sawar darah otak.
Berikut 5 Langkah Sederhana Menurunkan Risiko Terkena Penyakit Alzheimer:
1. Banyak mengkonsumsi roti gandum untuk mencegah kadar gula darah yang tinggi, dan menambah konsumsi makanan laut seperti tuna, salmon dan lain lain.
2. Dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisik dengan berolahraga teratur, seperti berjalan kaki minimal 10 menit, atau berolahraga tenis untuk menggabungkan gerakan dan koordinasi
3. Hindari kebiasaan merokok
4. Rutin mengasah kemampuan mental, misalnya dengan terlibat dalam aktivitas sosial dan menghindari stress yang berlebihan.
5. Biasakan untuk mengasah kemampuan mental seperti memecahkan puzzle, mem baca, menulis, menyanyi, dan menyalurkan hobi dengan penuh kegembiraan.
sumber:Majalah RS Mitra Keluarga
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)