Tahukah anda, penyakit rematik juga bisa terjadi pada jantung. Penyakit jantung rematik disebabkan karena terjadi kerusakan pada seluruh jantung dan selaput nya. Penyakit jantung rematik adalah komplikasi dari demam rematik dan biasanya terjadi setelah serangan demam rematik.
Sesungguhnya, penyakit jantung rematik(Rheumatic Heart Disease) dan demam rematik akut mempunyai perjalanan penyakit yang berbeda. Data menyebutkan bahwa insiden dari demam rematik dan penyakit jantung rematik tidak menunjukkan penurunan pada negara berkembang. Hasil penelitian mengungkapkan negara berkembang memiliki jumlah kejadian relatif tinggi pada jenis penyakit ini. Baik itu penyakit jantung maupun demam rematik yang berulang.
Penyakit jantung rematik berhubungan erat dengan infeksi dari organisme pada kelompok streptokokus A beta-hemolitikus. Organisme ini melekat pada sel epitelial pada saluran pernapasan atas dan memproduksi enzim yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh manusia. Setelah masa inkubasi sekitar dua hingga empat hari, organisme ini menyebabkan respons inflamasi akut pada hari ketiga hingga hari kelima.
Penyakit jantung rematik ini ditandai nyeri pada tenggorokan, demam, malaise dan nyeri kepala. Jika dilakukan pemeriksaan darah lengkap akan menunjukkan peningkatan sel darah putih. Peningkatan zel darah putih ini menjadi salah satu pertanda terjadinya infeksi pada tubuh.
Infeksi yang berawal dari tenggorokan ini, dapat berkembang dan menyebar ke jantung. Dan pada akhirnya akan menyebabkan penyakit jantung rematik. Penyakit jantung rematik ini dapat menyebabkan pancarditis yang dikarakteristikkan dengan endokarditis, myokarditis, dan perikarditis.
Pada saat pemeriksaan, tenaga medis biasanya dapat menemukan beberapa gejala klinis. Pasien kerap mengalami sesak alias dyspneu, rasa tidak nyaman pada dada, bisa juga batuk. Sedangkan pada pemeriksaan fisik, biasanya akan ditemukan adanya bunyi jantung yang tidak beraturan alias murmur dan denyut jantung yang cenderung lebih cepat atau takikardia.
Tenaga medis biasanya memberi diagnosis seseorang terserang penyakit jantung rematik, setelah menegakkan adanya demam rematik. Demam rematik ini dapat diketahui dengan beberapa kriteria yang bisa digunakan. Salah satu parameternya adalah kriteria Jones. Kriteria ini menggunakan dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor dan dua kriteria minor. Yang digolongkan kriteria mayor ialah carditis, polyarthritis, chorea, nodul subkutan, dan eritema marginatum. Sedangkan yang termasuk kriteria minor ialah adanya demam, nyeri sendi, adanya peningkatan sel darah putih, dan pada pemeriksaan elektrokardiogram ditemukan interval PR yang memanjang.
Seringkali dalam pemeriksaan medis memerlukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan yang sering dilakukan untuk memastikan adanya penyakit demam rematik dan jantung rematik adalah dengan cara pemeriksaan antibodi antistreptokokal. Yang termasuk pemeriksaan antibodi tersebut ialah ASO (Antistreptolysin O), anti-DNA B, antihyaluronidase, antistreptokokal esterase, dan anti-DNA.
Pasien dengan penyakit jantung rematik seringkali mempunyai gejala seperti demam dan sesak napas. Untuk membedakan dengan penyakit lain seperti pneumonia diperlukan pemeriksaan foto X-ray pada dada. Pada pemeriksaan rekam jantung menggunakan elektrokardiogram sering ditemukan adanya irama yang cenderung melebihi denyut jantung normal. Dalam beberapa kasus terutama pada anak-anak terjadi sebaliknya, sering menunjukkan denyut jantung yang lebih lambat daripada normal. Hal lain yang dapat ditemukan pada pemeriksaan rekam jantung adalah adanya atrioventrikular blok. Temuan ini tidak spesifik menunjukkan adanya penyakit jantung rematik.
Penanganan pada manifestasi inflamasi akut dari demam rematik akut terdiri atas pemberian salisilat dan steroids. Pemberian aspirin dalam dosis antiinflamasi secara efektif dapat mengurangi semua manifestasi penyakit. Kemudian jika terjadi carditis sedang hingga berat yang ditandai dengan adanya pembesaran jantung, gagal jantung kongestif, atau blok jantung derajat ketiga. Prednison oral harus diberikan pada terapi menggunakan salisilat. Dalam pemberian terapi pada pasien yang menderita penyakit demam rematik akut dan gagal jantung kongestif. Dokter sebaiknya mempertimbangkan pemberian digoxin, diuretik, pemberian oksigen, restriksi pemberian sodium dan cairan. Hal itu diupayakan untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi pasien.
Demikian tips tentang kesehatan jantung, terutama jantung rematik dari dr. Agung Pradnyana Suwirya, saya yakin akan menambah pengetahuan anda.
Sesungguhnya, penyakit jantung rematik(Rheumatic Heart Disease) dan demam rematik akut mempunyai perjalanan penyakit yang berbeda. Data menyebutkan bahwa insiden dari demam rematik dan penyakit jantung rematik tidak menunjukkan penurunan pada negara berkembang. Hasil penelitian mengungkapkan negara berkembang memiliki jumlah kejadian relatif tinggi pada jenis penyakit ini. Baik itu penyakit jantung maupun demam rematik yang berulang.
Penyakit jantung rematik berhubungan erat dengan infeksi dari organisme pada kelompok streptokokus A beta-hemolitikus. Organisme ini melekat pada sel epitelial pada saluran pernapasan atas dan memproduksi enzim yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh manusia. Setelah masa inkubasi sekitar dua hingga empat hari, organisme ini menyebabkan respons inflamasi akut pada hari ketiga hingga hari kelima.
Penyakit jantung rematik ini ditandai nyeri pada tenggorokan, demam, malaise dan nyeri kepala. Jika dilakukan pemeriksaan darah lengkap akan menunjukkan peningkatan sel darah putih. Peningkatan zel darah putih ini menjadi salah satu pertanda terjadinya infeksi pada tubuh.
Infeksi yang berawal dari tenggorokan ini, dapat berkembang dan menyebar ke jantung. Dan pada akhirnya akan menyebabkan penyakit jantung rematik. Penyakit jantung rematik ini dapat menyebabkan pancarditis yang dikarakteristikkan dengan endokarditis, myokarditis, dan perikarditis.
Pada saat pemeriksaan, tenaga medis biasanya dapat menemukan beberapa gejala klinis. Pasien kerap mengalami sesak alias dyspneu, rasa tidak nyaman pada dada, bisa juga batuk. Sedangkan pada pemeriksaan fisik, biasanya akan ditemukan adanya bunyi jantung yang tidak beraturan alias murmur dan denyut jantung yang cenderung lebih cepat atau takikardia.
Tenaga medis biasanya memberi diagnosis seseorang terserang penyakit jantung rematik, setelah menegakkan adanya demam rematik. Demam rematik ini dapat diketahui dengan beberapa kriteria yang bisa digunakan. Salah satu parameternya adalah kriteria Jones. Kriteria ini menggunakan dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor dan dua kriteria minor. Yang digolongkan kriteria mayor ialah carditis, polyarthritis, chorea, nodul subkutan, dan eritema marginatum. Sedangkan yang termasuk kriteria minor ialah adanya demam, nyeri sendi, adanya peningkatan sel darah putih, dan pada pemeriksaan elektrokardiogram ditemukan interval PR yang memanjang.
Seringkali dalam pemeriksaan medis memerlukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan yang sering dilakukan untuk memastikan adanya penyakit demam rematik dan jantung rematik adalah dengan cara pemeriksaan antibodi antistreptokokal. Yang termasuk pemeriksaan antibodi tersebut ialah ASO (Antistreptolysin O), anti-DNA B, antihyaluronidase, antistreptokokal esterase, dan anti-DNA.
Pasien dengan penyakit jantung rematik seringkali mempunyai gejala seperti demam dan sesak napas. Untuk membedakan dengan penyakit lain seperti pneumonia diperlukan pemeriksaan foto X-ray pada dada. Pada pemeriksaan rekam jantung menggunakan elektrokardiogram sering ditemukan adanya irama yang cenderung melebihi denyut jantung normal. Dalam beberapa kasus terutama pada anak-anak terjadi sebaliknya, sering menunjukkan denyut jantung yang lebih lambat daripada normal. Hal lain yang dapat ditemukan pada pemeriksaan rekam jantung adalah adanya atrioventrikular blok. Temuan ini tidak spesifik menunjukkan adanya penyakit jantung rematik.
Penanganan pada manifestasi inflamasi akut dari demam rematik akut terdiri atas pemberian salisilat dan steroids. Pemberian aspirin dalam dosis antiinflamasi secara efektif dapat mengurangi semua manifestasi penyakit. Kemudian jika terjadi carditis sedang hingga berat yang ditandai dengan adanya pembesaran jantung, gagal jantung kongestif, atau blok jantung derajat ketiga. Prednison oral harus diberikan pada terapi menggunakan salisilat. Dalam pemberian terapi pada pasien yang menderita penyakit demam rematik akut dan gagal jantung kongestif. Dokter sebaiknya mempertimbangkan pemberian digoxin, diuretik, pemberian oksigen, restriksi pemberian sodium dan cairan. Hal itu diupayakan untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi pasien.
Demikian tips tentang kesehatan jantung, terutama jantung rematik dari dr. Agung Pradnyana Suwirya, saya yakin akan menambah pengetahuan anda.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)