Selasa, 30 Desember 2014

Aterosklerosis, Kekakuan pada Pembuluh Darah

Sebenarnya apa sih itu aterosklerosis? Aterosklerosis menurut wikipedia adalah radang pada pembuluh darah manusia yang disebabkan penumpukan plak ateromatus. ATEROSKLEROSIS berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas athero dan sclerosis. Athero berarti bubur atau pasta. Sedangkan sclerosis artinya pengerasan atau kekakuan pembuluh darah. Ini adalah penyebab paling umum penyakit jantung.

Aterosklerosis adalah suatu kondisi berupa pengumpulan lemak (lipid) di sepanjang dinding arteri. Lemak ini kemudian mengental, mengeras (membentuk tumpukan kalsium). Hal ini menurunkan elastisitas pembuluh darah dan akhirnya mempersempit saluran arteri sehingga mengurangi suplay oksigen maupun darah ke organ-organ tubuh. Timbunan lemak yang mengeras di dinding arteri ini disebut plak. Bila plak menutupi arteri seluruhnya, maka jaringan yang disuplai arteri tersebut akan mati. Bila arteri pada jantung (arteri koroner) yang tersumbat, Anda akan terkena angina, serangan jantung, gagal jantung atau irama jantung abnormal.

Aterosklerosis terbentuk terutama berkaitan dengan diet yang terlalu banyak mengandung kolesterol. Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin yang sebagian besar diproduksi tubuh di dalam liver dari makanan berlemak yang kita makan. Kolesterol merupakan jenis lemak yang sangat penting untuk tubuh kita antara lain untuk membuat selaput sel, membungkus serabut saraf, membuat berbagai hormon dan asam tubuh. Kolesterol tidak dapat diedarkan langsung oleh darah karena tidak dapat larut dalam air. Untuk mengedarkannya diperlukan molekul pengangkut yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein yaitu HDL (High Density Lippoprotein) dan LDL (Low Density Lippoprotein).

HDL (kolesterol baik) adalah pengangkut kolesterol dari sel-sel tubuh ke liver. Semakin tinggi kadar HDL makin baik kesehatan kita. Sedangkan LDL (kolesterol jahat) adalah pengangkut kolesterol dari liver ke sel-sel tubuh. Bila terlalu banyak LDL, kolesterol akan menumpuk di dinding-dinding arteri dan menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Semakin rendah kadar LDL, makin kecil risiko terkena serangan jantung. Sedangkan trigliserida adalah sejenis lemak dalam darah yang bermanfaat sebagai sumber energi. Kadar trigliserida tinggi biasanya disebabkan karena kegemukan dan gaya hidup kurang berolahraga.

Mungkin masih menjadi pertanyaan mengapa lemak tersebut bisa menumpuk pada dinding arteri. Berdasarkan penelitian, ternyata pembentukan aterosklerosis juga terjadi akibat sebuah proses peradangan pada dinding pembuluh darah. Pada tahap awal terjadi disfungsi lapisan enditel pembuluh darah, sehingga memungkinkan komponen yang terdapat di dalam plasma darah seperti kolesterol, kalsium lemak dan zat lainnya menerobos dan mengendap pada ruang sub-endotelial. Endapan tersebut terjadi perlahan-lahan sehingga mengecilkan penampang pembuluh darah dalam rentang waktu puluhan tahun.

Perlu diketahui, proses aterosklerosis sebenarnya sudah terbentuk sejak usia di bawah 10 tahun. Itu terlihat adanya garis lemak (fatty streak) pada pembuluh darah koroner. Hal ini berdasarkan autopsi mayat oleh penyidik. Setelah umur 20 tahun ke atas, garis lemak ini dapat terlihat hampir pada setiap orang. Pada banyak orang garis lemak ini tumbuh progresif menjadi plak fibrus. Plak fibrus ini merupakan suatu penumpukan jaringan kolagen dan sel-sel nekrotik, yang konsistensinya padat, pucat dan berwarna kelabu, yang disebut ateroma. Ateroma timbul mulai umur 30 tahun ke atas. Pada umur di atas 40 tahun, timbul lesi yang lebih kompleks dan timbul gejala awal.

Celakanya lagi, ketika plak kolesterol yang terbentuk di dalam pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah pecah. Bila terjadi rupture maka dapat menimbulkan luka pada dinding pembuluh darah. Luka yang terjadi dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah pada pembuluh darah tersebut makin menyumbat rongga pembuluh darah itu. Sedangkan plak yang rupture akan beredar melalui arteri ke bagian lain. Plak yang beredar ini disebut emboli atau embolus, yang terdiri atas tidak hanya lemak tetapi juga sel-sel mati, gumpalan darah dan jaringan berserat. Emboli ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan karena menghalangi aliran darah di tempat tujuan sehingga jaringan kekurangan oksigen dan mati.

Penyakit yang terkait aterosklerosis tergantung daerah arteri yang terkena, seperti penyakit arteri koroner, penyakit arteri karotis dan penyakit arteri perifer. Penyakit arteri koroner, terjadi ketika plak terbentuk di arteri koroner sehingga aliran darah ke jantung berkurang atau diblokir dan timbul angina. Angina adalah nyeri dada atau ketidaknyamanan yang terjadi ketika otot jantung tidak mendapat suplai oksigen. Nyeri dada dirasa seperti tekanan atau remasan di dada dan bahu. Nyeri itu menyebar ke lengan, leher, rahang atau punggung. Bila plak terjadi di arteri karotis yang memasok darah kaya oksigen ke otak bisa menyebabkan stroke. Ketika plak terbentuk di arteri yang memasok darah kaya oksigen ke kaki, tangan dan panggul, dapat menyebabkan mati rasa, nyeri pada tungkai dan infeksi. Kondisi seperti itu disebut penyakit arteri perifer.

Dari hasil penelitian diketahui beberapa faktor yang dapat memicu terbentuknya aterosklerosis. Faktor-faktor risiko tersebut ada yang dapat dimodifikasi (reversible) dan ada yang tidak dapat dimodifikasi (ireversibel). Faktor risiko penting yang dapat dimodifikasi adalah merokok, hiperpoproteinemia, hiperkolesterolemia, hipertensi, pola perilaku seperti stres, kurangnya aktivitas fisik, minum alkohol, diabetes mellitus dan kegemukan (obesitas). Faktor risiko yang tidak dapat dimodofikasi adalah usia, jenis kelamin, genetik dan riwayat keluarga dengan penyakit aterosklerosis.

Sebaliknya, perlu waktu yang tepat memerhatikan risiko timbulnya aterosklerosis. Hal ini perlu diwaspadai bila kita sebagai perokok, mengalami obesitas terutama di bagian perut. Aterosklerosis ini mempunyai satu atau lebih faktor risiko seperti tekanan darah, lipid atau glukosa yang meningkat, atau riwayat keluarga dengan penyakit aterosklerosis. Tujuan dari pencegahan aterosklerosis tersebut adalah membantu seseorang dengan risiko rendah dapat mempertahankan keadaan tersebut. Juga membantu seseorang yang memiliki risiko tinggi untuk menurunkannya. Mencapai karakteristik orang yang sehat antara lain tidak merokok, mempunyai kebiasaan berjalan 3 km setiap hari atau aktivitas moderat selama 30 menit, makan sayur dan buah 5 porsi per hari, tekanan darah sistolik kurang dari 140 mmHg, total kolesterol darah < 5 mmol/L, kolesterol LDL < 3 mmol/L dan menghindari berat badan berlebih (< 25 km/m2) serta cegah diabetes (glukosa darah < 6 mmol/L).

Sangat penting mencegah terbentuknya aterosklerosis secara dini. Saat kita masih muda penyakit ini hampir tanpa gejala. Bila timbul penyakit seperti angina atau stroke maka biasanya sudah pada stadium lanjut.

Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan pola hidup sehat.

1. Terapkan pola diet yang seimbang dengan mengurangi lemak jenuh hewani, goreng-gorengan, makanan cepat saji dan makanan olahan yang mengandung lemak trans.

2. Makanlah makanan yang dapat menurunkan kolesterol.

3. Rajin berolahraga karena latihan fisik akan meningkatkan sirkulasi dan sangat baik untuk paru-paru, jantung dan otot.

4. Kelola stres dengan baik. Masalahnya, gaya hidup dengan stres tinggi akan meningkatkan tekanan darah dan memacu kerja jantung.

5. Berhenti merokok.

6. Jaga tekanan darah, gula darah dan berat badan pada tingkat yang normal.


Pemeriksaan diri ke laboratorium secara rutin dapat dilakukan untuk mengontrol jumlah kolesterol. Sebaiknya menjalani pemeriksaan kolesterol secara rutin bila telah berusia di atas 55 tahun, memiliki LDL, dan trigliserida tinggi dan HDL rendah. Demikian juga mempunyai orangtua atau kerabat dekat yang mengidap penyakit jantung koroner pada usia muda. Patut juga ekstra hati-hati bila Anda menderita tekanan darah tinggi, diabetes mellitus dan obesitas.

Jadi jika anda pada saat berolahraga merasakan nyeri dada secara mendadak. Nyeri itu disebabkan aliran oksigen ke jantung berkurang. Bisa juga ketika berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya akibat aliran oksigen ke tungkai juga berkurang. Hal ini merupakan gejala awal penyempitan pembuluh darah arteri (berupa nyeri atau kram) yang terjadi saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Demikian tips kesehatan yang diperoleh dari Dr. Ida Ayu Alit Widiantari, smoga bermanfaat.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)