Stroke merupakan suatu serangan pada otak, yang dapat menyebabkan kerusakan atau kematian sel-sel otak. Stroke terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah di otak, atau bisa juga karena pecahnya pembuluh darah tersebut. Stroke merupakan masalah yang besar dan serius, beberapa dampak yang ditimbulkan diataranya adalah kecacatan pada orang yang berusia diatas 60 tahun, beban psikososial dan biaya pengobatan serta perawatan yang sangat besar. Orang yang terkena serangan stroke biasanya mengalami penurunan kesadaran, gejala-gejala klinik yang timbul mencapai maksimum beberapa jam atau kurang dari 24 jam.
Tujuan Perawatan stroke
Perawatan stroke memiliki dua tujuan utama, yaitu meminimalkan cedera pada jaringan otak dan mengobati komplikasi yang dapat terjadi setelah stroke, baik kerusakan saraf maupun fisik. Pasien stroke membutuhkan upaya rehabilitasi agar mereka mampu mandiri untuk mengurus dirinya sendiri dan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa harus terus menjadi beban bagi keluarganya.
Upaya rehabilitasi (memulihkan kepada keadaan semula) bagi pasien yang mengalami stroke, sebenarnya tidak harus selalu dilakukan di fasilitas rehabilitasi rumah sakit. Secara umum rehabilitasi dapat ditangani melalui tatalaksana rehabilitasi sederhana oleh tenaga kesehatan maupun keluarga pasien yang tidak membutuhkan peralatan canggih. Upaya rehabilitasi tersebut berfokus untuk mencegah komplikasi karena kelumpuhan, yang dapat membawa memperburuk kondisi pasien stroke dan mengembalikan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan upaya ini diharapkan pasien stroke dapat mencapai hidup yang lebih berkualitas.
Rehabilitasi pasien stroke akan memberikan hasil yang optimal bila dilakukan dalam 3 bulan pertama paska stroke. Meskipun perkembangan pemulihan yang optimal didapatkan dalam jangka waktu tersebut, proses pemulihan berlangsung seumur hidup untuk mengembalikan kemandirian pasien mencapai kemampuan fungsional yang optimal. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memulai rehabilitasi sedini mungkin dan secara berkesinambungan.
Prinsip Rehabilitasi Pasien Stroke
Beberapa prinsip dalam melakukan upaya rehabilitasi pada pasien stroke adalah memperbanyak gerak pada bagian tubuh yang sakit maupun tidak. Hal ini merupakan terapi yang sangat mujarab. Karena dapat meningkatkan pembentukan sirkuit saraf di dalam otak. Gerakan yang perlu diajarkan seperti gerakan meraih, memegang dan membawa gelas ke mulut. Bila sisi yang terkena masih terlalu lemah, berikan bantuan tenaga secukupnya dimana pasien stroke masih menggunakan ototnya secara aktif. Gerakan ini dapat dilakukan pada posisi duduk dan berdiri. Lama latihan sekitar 45-60 menit, dengan pengulangan sesering mungkin. Latihan mencapai lingkup gerak penuh pada semua persendian disertai latihan regangan otot sedikitnya 2 kali per hari diperlukan. Lengan diupayakan selalu dalam posisi terbuka apabila tidak sedang latihan.
Gangguan yang Sering Dialami Pasien Stroke dan Cara Mengatasinya
1. Gangguan menelan
Kejadian gangguan menelan akibat stroke cukup banyak berkisar antara 30-65%. Sekitar 30% akan pulih dalam 2 minggu, sisanya akan pulih dalam bulan-bulan berikutnya. Gangguan menelan menempatkan pasien pada risiko aspirasi (masuknya benda asing ke saluran pernafasan) dan pneumonia (penyakit radang paru-paru), selain kekurangan cairan dan malnutrisi. Suara pasien yang serak basah perlu dicurigai adanya gangguan menelan. pasien tidak dapat menelan atau suara menjadi basah, maka makan dan minum melalui mulut harus dihentikan.
2. Gangguan berkemih
Gangguan berkemih yang terjadi pada pasien stroke umumnya air kemih tidak keluar tuntas, masih terdapat sisa dalam kandung kemih kurang dari 50-80 ml. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi kandung kemih Sarankan pasien stroke untuk banyak bergerak aktif, berikan cukup cairan (sekitar 40 ml/kg BB ditambah 500 ml air/cairan bila tidak ada kontraindikasi), serta makan makanan berserat tinggi.
3. Gangguan Berjalan
Terapi latihan berjalan dari satu tempat ke tempat lain perlu diberikan secara bertahap, dimulai dari kemampuan mempertahankan posisi duduk, keseimbangan berdiri kemudian latihan berjalan. Pastikan berat badan tertumpu juga pada tungkai sisi yang sakit. Latihan berjalan dapat dilakukan dengan berpegangan pada palang dari besi, kayu atau bambu yang dipasang sejajar, apabila jalan sudah cukup stabil pada palang, maka latihan jalan dapat dilanjutkan dengan memakai tongkat yang ujung bawahnya bercabang tiga. Untuk memperbaiki stabilitas jalan, tidak jarang diperlukan sepatu khusus.
4. Gangguan Melakukan Aktivitas Sehari-hari
Pasien yang telah kembali ke rumah seharusnya di motivasi untuk mengerjakan semampunya perawatan dirinya sendiri. Apabila sisi kanan yang terkena, pasien dapat diajarkan untuk menggunakan tangan kirinya semua aktivitas. Pastikan juga tangan yang sakit diikutsertakan dalam semua kegiatan. Semakin cepat dibiarkan melakukannya sendiri, semakin cepat pula pasien menjadi mandiri. Hanya aktivitas yang dapat menimbulkan risiko jatuh atau membahayakan pasien sendiri yang perlu ditolong oleh keluarga.
Mengembalikan Kebugaran Fisik dan Mental Pasien Stroke
Pasien seringkali mengeluh cepat lelah. Ia selalu berupaya untuk sedikit bergerak dan lebih banyak istirahat. Keluarga seringkali membenarkan perilaku seperti itu, menganggap biasa karena baru pulang rawat dan mengharapkan kondisi seperti ini akan bertambah baik. Hal tersebut disebabkan oleh ketahanan pasien menjadi rendah karena tidak bergerak dalam waktu yang lama dan kelemahan otot. Kedua kondisi tersebut menyebabkan pasien menjadi cepat lelah.
Terapi yang terbaik adalah biasakan pasien sejak awal aktif semampunya. Pasien jangan dibiarkan istirahat berkepanjangan. Pasien dianjurkan agar sering duduk, bukan duduk di tempat tidur melainkan duduk di kursi di luar kamar tidur.
Pasien dimotivasi untuk selalu makan di kamar makan bersama keluarga dan dibiarkan untuk mengambil makananan pilihannya sendiri.
Suasana hati yang murung juga membuat pasien merasa cepat lelah dan bosan. Berikan sedikit demi sedikit peran dan tanggung jawab serta ungkapkan selalu bahwa peran serta pasien sangat dibutuhkan oleh keluarga. Dengan demikian pasien akan merasa dirinya masih berharga dan berguna bagi orang lain.
Kesimpulan
Dampak gejala sisa akibat stroke sangat bervariasi dan kompleks. Banyak hal yang masih dapat dilakukan untuk membantu pasien dan keluarganya. Mencegah komplikasi sekunder dan mengembalikan kemandirian pasien dapat sekaligus meringankan beban psikososial dan ekonomi keluarga.
Aamiin
Tujuan Perawatan stroke
Perawatan stroke memiliki dua tujuan utama, yaitu meminimalkan cedera pada jaringan otak dan mengobati komplikasi yang dapat terjadi setelah stroke, baik kerusakan saraf maupun fisik. Pasien stroke membutuhkan upaya rehabilitasi agar mereka mampu mandiri untuk mengurus dirinya sendiri dan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa harus terus menjadi beban bagi keluarganya.
Upaya rehabilitasi (memulihkan kepada keadaan semula) bagi pasien yang mengalami stroke, sebenarnya tidak harus selalu dilakukan di fasilitas rehabilitasi rumah sakit. Secara umum rehabilitasi dapat ditangani melalui tatalaksana rehabilitasi sederhana oleh tenaga kesehatan maupun keluarga pasien yang tidak membutuhkan peralatan canggih. Upaya rehabilitasi tersebut berfokus untuk mencegah komplikasi karena kelumpuhan, yang dapat membawa memperburuk kondisi pasien stroke dan mengembalikan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan upaya ini diharapkan pasien stroke dapat mencapai hidup yang lebih berkualitas.
Rehabilitasi pasien stroke akan memberikan hasil yang optimal bila dilakukan dalam 3 bulan pertama paska stroke. Meskipun perkembangan pemulihan yang optimal didapatkan dalam jangka waktu tersebut, proses pemulihan berlangsung seumur hidup untuk mengembalikan kemandirian pasien mencapai kemampuan fungsional yang optimal. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memulai rehabilitasi sedini mungkin dan secara berkesinambungan.
Prinsip Rehabilitasi Pasien Stroke
Beberapa prinsip dalam melakukan upaya rehabilitasi pada pasien stroke adalah memperbanyak gerak pada bagian tubuh yang sakit maupun tidak. Hal ini merupakan terapi yang sangat mujarab. Karena dapat meningkatkan pembentukan sirkuit saraf di dalam otak. Gerakan yang perlu diajarkan seperti gerakan meraih, memegang dan membawa gelas ke mulut. Bila sisi yang terkena masih terlalu lemah, berikan bantuan tenaga secukupnya dimana pasien stroke masih menggunakan ototnya secara aktif. Gerakan ini dapat dilakukan pada posisi duduk dan berdiri. Lama latihan sekitar 45-60 menit, dengan pengulangan sesering mungkin. Latihan mencapai lingkup gerak penuh pada semua persendian disertai latihan regangan otot sedikitnya 2 kali per hari diperlukan. Lengan diupayakan selalu dalam posisi terbuka apabila tidak sedang latihan.
Gangguan yang Sering Dialami Pasien Stroke dan Cara Mengatasinya
1. Gangguan menelan
Kejadian gangguan menelan akibat stroke cukup banyak berkisar antara 30-65%. Sekitar 30% akan pulih dalam 2 minggu, sisanya akan pulih dalam bulan-bulan berikutnya. Gangguan menelan menempatkan pasien pada risiko aspirasi (masuknya benda asing ke saluran pernafasan) dan pneumonia (penyakit radang paru-paru), selain kekurangan cairan dan malnutrisi. Suara pasien yang serak basah perlu dicurigai adanya gangguan menelan. pasien tidak dapat menelan atau suara menjadi basah, maka makan dan minum melalui mulut harus dihentikan.
2. Gangguan berkemih
Gangguan berkemih yang terjadi pada pasien stroke umumnya air kemih tidak keluar tuntas, masih terdapat sisa dalam kandung kemih kurang dari 50-80 ml. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi kandung kemih Sarankan pasien stroke untuk banyak bergerak aktif, berikan cukup cairan (sekitar 40 ml/kg BB ditambah 500 ml air/cairan bila tidak ada kontraindikasi), serta makan makanan berserat tinggi.
3. Gangguan Berjalan
Terapi latihan berjalan dari satu tempat ke tempat lain perlu diberikan secara bertahap, dimulai dari kemampuan mempertahankan posisi duduk, keseimbangan berdiri kemudian latihan berjalan. Pastikan berat badan tertumpu juga pada tungkai sisi yang sakit. Latihan berjalan dapat dilakukan dengan berpegangan pada palang dari besi, kayu atau bambu yang dipasang sejajar, apabila jalan sudah cukup stabil pada palang, maka latihan jalan dapat dilanjutkan dengan memakai tongkat yang ujung bawahnya bercabang tiga. Untuk memperbaiki stabilitas jalan, tidak jarang diperlukan sepatu khusus.
4. Gangguan Melakukan Aktivitas Sehari-hari
Pasien yang telah kembali ke rumah seharusnya di motivasi untuk mengerjakan semampunya perawatan dirinya sendiri. Apabila sisi kanan yang terkena, pasien dapat diajarkan untuk menggunakan tangan kirinya semua aktivitas. Pastikan juga tangan yang sakit diikutsertakan dalam semua kegiatan. Semakin cepat dibiarkan melakukannya sendiri, semakin cepat pula pasien menjadi mandiri. Hanya aktivitas yang dapat menimbulkan risiko jatuh atau membahayakan pasien sendiri yang perlu ditolong oleh keluarga.
Mengembalikan Kebugaran Fisik dan Mental Pasien Stroke
Pasien seringkali mengeluh cepat lelah. Ia selalu berupaya untuk sedikit bergerak dan lebih banyak istirahat. Keluarga seringkali membenarkan perilaku seperti itu, menganggap biasa karena baru pulang rawat dan mengharapkan kondisi seperti ini akan bertambah baik. Hal tersebut disebabkan oleh ketahanan pasien menjadi rendah karena tidak bergerak dalam waktu yang lama dan kelemahan otot. Kedua kondisi tersebut menyebabkan pasien menjadi cepat lelah.
Terapi yang terbaik adalah biasakan pasien sejak awal aktif semampunya. Pasien jangan dibiarkan istirahat berkepanjangan. Pasien dianjurkan agar sering duduk, bukan duduk di tempat tidur melainkan duduk di kursi di luar kamar tidur.
Pasien dimotivasi untuk selalu makan di kamar makan bersama keluarga dan dibiarkan untuk mengambil makananan pilihannya sendiri.
Suasana hati yang murung juga membuat pasien merasa cepat lelah dan bosan. Berikan sedikit demi sedikit peran dan tanggung jawab serta ungkapkan selalu bahwa peran serta pasien sangat dibutuhkan oleh keluarga. Dengan demikian pasien akan merasa dirinya masih berharga dan berguna bagi orang lain.
Kesimpulan
Dampak gejala sisa akibat stroke sangat bervariasi dan kompleks. Banyak hal yang masih dapat dilakukan untuk membantu pasien dan keluarganya. Mencegah komplikasi sekunder dan mengembalikan kemandirian pasien dapat sekaligus meringankan beban psikososial dan ekonomi keluarga.
Aamiin
Oleh : Arif Rohman Mansur, S.Kep.Ns
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)