Panyakit mata, sebenarnya sangat beragam. Ada yang bisa menular dan tidak sama sekali. Penyakit mata yang disebabkan oleh bakteri maupun virus rata-rata bersifat menular, sedangkan jika penyebabnya adalah alergi atau bawaan keturunan (genetis), maka tidak akan menular. Salah satu kelainan atau penyakit mata degeneratif yang banyak diderita oleh orang yang sudah lanjut usia (lansia) adalah yang disebut katarak. Kondisi lensa mata pasien akan terdapat bercak putih seperti awan yang akan membuat pandangan mata terganggu
Menurut dr. Indra Syarief, Sp.M, perubahan awal akan terasa pada saat usia menginjak 40 tahun. Ketika mulai ada kendala saat membaca untuk orang-orang yang sebelumnya tidak menggunakan kacamata. Setelah usia 60 tahun, lensa mata mulai mengalami kekeruhan yang biasa disebut katarak. Kekeruhan lensa ini bisa terjadi lebih awal pada penderita diabetes dan orang-orang yang sering mengkonsumsi obat-obatan.
Pada orang yang berusia 40 tahun ke atas, dampaknya mulai terlihat ketika penggunaan kacamata baca akan terasa sangat membantu. “Gejala orang memerlukan kacamata baca adalah kabur saat melihat dekat dan memerlukan waktu sedikit lebih lama untuk melihat jauh, setelah memaksakan melihat dekat tanpa menggunakan kacamata. Bisa juga disertai dengan sakit kepala,” kata dokter spesialis mata yang berpraktik di RSMK Depok ini.
Sementara, mereka yang berusia di atas 60 tahun, mungkin masih dapat membaca dekat tanpa kacamata. Namun, waspadalah dengan kondisi penglihatan yang mulai tampak berawan atau kabur.membayang).
Secara sederhana, sergah dr. Indra, penyakit katarak diartikan sebagai kekeruhan pada lensa mata. Penyakit ini bisa mengenai siapa saja, mulai dari bayi baru lahir, usia muda (juvenil 15-35 tahun), usia produktif (35-60 tahun), lansia, dan semua orang dengan riwayat trauma di daerah kepala, khususnya mata.
Faktor pencetusnya macam-macam, mulai dari obat-obatan, infeksi, radiasi, genetik, trauma, dan usia. “Lansia di atas 70 tahun merupakan obyek yang paling berpeluang untuk terkena penyakit
Hal ini bisa jadi merupakan tanda-tanda dari adanya kekeruhan lensa atau katarak. Untuk penderita diabetes harus diwaspadai kemungkinan adanya kelainan pada saraf mata.
Menurut jenisnya, penyakit katarak terbagi sesuai dengan lokasi terbentuknya, yaitu; kapsul anterior, nuklearis, kortikalis, stelata, sub kapsular, kapsularis posterior. Namun, kekeruhan lensa atau katarak tidak hanya terjadi pada lansia, tetapi bisa juga terjadi pada bayi baru lahir, usia muda dan riwayat trauma.
Ya, timpal dr. Daddy Armand N,Sp.M, terutama pada penderita penyakit tertentu seperti, diabetes millitus (DM), hipertensi, kolesterol, asam urat, menderita gangguan lemak darah (dislipidemia), penyakit-penyakit rematik, dan sebagainya.
Masih seperti kata dokter spesialis mata yang berpraktik di RSMK Waru, Jawa Timur ini, gejala penyakit mata yang berkaitan erat dengan usia biasanya berupa mata kering (dry eye),timbul rasa gatal, pedih, nrocoh, dan ngganjal. Sementara, gejala katarak adalah penglihatan mulai kabur, sering merasa silau, penglihatan double/memudar.
“Gangguan retina terkait usia, biasanya menimbulkan gejala seperti pandangan kabur, sulit membaca, melihat garis lurus seperti melengkung,” ujarnya. Sementara, pada penderita glukoma, gangguan yang terjadi biasanya pandangan terasa kabur, terkadang nyeri pada mata, dan obyek sering terlihat mendua (objek double/katarak. Tapi tak usah khawatir, meski dapat mengakibatkan kebutaan, penyakit katarak dapat disembuhkan melalui operasi,” sebutnya.
“Operasi tersebut ditujukan untuk melakukan pembersihan lensa yang keruh/katarak dengan teknik tertentu (manual, phaco/ultrasound & laser) dan dilakukan penanaman lensa tanam (intra ocula lens/ IOL) di dalamnya. Sehingga harapan pandangan bisa lebih jernih/terang,” timpal dr. Daddy.
Selain bisa mengakibatkan kebutaan, penyakit katarak juga membawa pengaruh pada fungsi sosial yang menurun disamping daya penglihatan yang rendah/kabur serta kualitas hidup yang juga ikut menurun sebagai efek dari kekaburan penglihatan.
Karena itulah, diperlukan upaya memperkecil risiko masalah kesehatan mata pada lansia. Salah satunya, rutin menggunakan obat tetes mata –sesuai anjuran dokter-- untuk memperlambat perkembangan katarak.
Menurut dr. Indra Syarief, Sp.M, perubahan awal akan terasa pada saat usia menginjak 40 tahun. Ketika mulai ada kendala saat membaca untuk orang-orang yang sebelumnya tidak menggunakan kacamata. Setelah usia 60 tahun, lensa mata mulai mengalami kekeruhan yang biasa disebut katarak. Kekeruhan lensa ini bisa terjadi lebih awal pada penderita diabetes dan orang-orang yang sering mengkonsumsi obat-obatan.
Pada orang yang berusia 40 tahun ke atas, dampaknya mulai terlihat ketika penggunaan kacamata baca akan terasa sangat membantu. “Gejala orang memerlukan kacamata baca adalah kabur saat melihat dekat dan memerlukan waktu sedikit lebih lama untuk melihat jauh, setelah memaksakan melihat dekat tanpa menggunakan kacamata. Bisa juga disertai dengan sakit kepala,” kata dokter spesialis mata yang berpraktik di RSMK Depok ini.
Sementara, mereka yang berusia di atas 60 tahun, mungkin masih dapat membaca dekat tanpa kacamata. Namun, waspadalah dengan kondisi penglihatan yang mulai tampak berawan atau kabur.membayang).
Secara sederhana, sergah dr. Indra, penyakit katarak diartikan sebagai kekeruhan pada lensa mata. Penyakit ini bisa mengenai siapa saja, mulai dari bayi baru lahir, usia muda (juvenil 15-35 tahun), usia produktif (35-60 tahun), lansia, dan semua orang dengan riwayat trauma di daerah kepala, khususnya mata.
Faktor pencetusnya macam-macam, mulai dari obat-obatan, infeksi, radiasi, genetik, trauma, dan usia. “Lansia di atas 70 tahun merupakan obyek yang paling berpeluang untuk terkena penyakit
Hal ini bisa jadi merupakan tanda-tanda dari adanya kekeruhan lensa atau katarak. Untuk penderita diabetes harus diwaspadai kemungkinan adanya kelainan pada saraf mata.
Menurut jenisnya, penyakit katarak terbagi sesuai dengan lokasi terbentuknya, yaitu; kapsul anterior, nuklearis, kortikalis, stelata, sub kapsular, kapsularis posterior. Namun, kekeruhan lensa atau katarak tidak hanya terjadi pada lansia, tetapi bisa juga terjadi pada bayi baru lahir, usia muda dan riwayat trauma.
Ya, timpal dr. Daddy Armand N,Sp.M, terutama pada penderita penyakit tertentu seperti, diabetes millitus (DM), hipertensi, kolesterol, asam urat, menderita gangguan lemak darah (dislipidemia), penyakit-penyakit rematik, dan sebagainya.
Masih seperti kata dokter spesialis mata yang berpraktik di RSMK Waru, Jawa Timur ini, gejala penyakit mata yang berkaitan erat dengan usia biasanya berupa mata kering (dry eye),timbul rasa gatal, pedih, nrocoh, dan ngganjal. Sementara, gejala katarak adalah penglihatan mulai kabur, sering merasa silau, penglihatan double/memudar.
“Gangguan retina terkait usia, biasanya menimbulkan gejala seperti pandangan kabur, sulit membaca, melihat garis lurus seperti melengkung,” ujarnya. Sementara, pada penderita glukoma, gangguan yang terjadi biasanya pandangan terasa kabur, terkadang nyeri pada mata, dan obyek sering terlihat mendua (objek double/katarak. Tapi tak usah khawatir, meski dapat mengakibatkan kebutaan, penyakit katarak dapat disembuhkan melalui operasi,” sebutnya.
“Operasi tersebut ditujukan untuk melakukan pembersihan lensa yang keruh/katarak dengan teknik tertentu (manual, phaco/ultrasound & laser) dan dilakukan penanaman lensa tanam (intra ocula lens/ IOL) di dalamnya. Sehingga harapan pandangan bisa lebih jernih/terang,” timpal dr. Daddy.
Selain bisa mengakibatkan kebutaan, penyakit katarak juga membawa pengaruh pada fungsi sosial yang menurun disamping daya penglihatan yang rendah/kabur serta kualitas hidup yang juga ikut menurun sebagai efek dari kekaburan penglihatan.
Karena itulah, diperlukan upaya memperkecil risiko masalah kesehatan mata pada lansia. Salah satunya, rutin menggunakan obat tetes mata –sesuai anjuran dokter-- untuk memperlambat perkembangan katarak.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)