Kamis, 23 Oktober 2014

Pneumonia Sang Pembunuh Utama Anak-Anak di dunia

Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Kuman penyebab infeksinya dapatberupa bakteri, virus, atau jamur (fungi). Di dalam paruparu, kuman penyebab infeksi akan berkembang biaksehingga terjadi peradangan pada paru. Bagian paru yang terkena infeksi akan terisi oleh cairan atau nanah sehingga penderita merasakan sesak napas dan demam tinggi.

Menurut laporan WHo, pneumonia merupakan penyebab kematian utama anak-anak di dunia.Setiap tahunnya, sekitar 1,4juta balita meninggal karena pneumonia di seluruh dunia, atau merupakan 18% dari jumlah balita yang meninggalkarena berbagai sebab di seluruh dunia. angka ini jauh lebih besar dari angka kematian anak gabungan yang disebabkan oleh aidS, malaria, dan tuberculosis.kuman penyebab pneumonia akan disebarkan ke udara bersamadengan percikan ludah (droplet) pada saat penderita batuk atau bersin. pada gilirannya, bilamana ada oranglain kebetulan menghirup droplet yang mengandung kuman tersebut, kemungkinan akan tertular penyakit itu.

Gejala penyakit pada pneumonia yang terutama adalah:

demam tinggi, batuk dan sesak napas yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi pernapasan lebih dari 40 kali per menit (yang normal adalah sekitar 20-an/menit).

Karena demam yang tinggi, anak dapat merintih.

Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Kuman penyebab infeksinya dapat berupa bakteri, virus, atau jamur (fungi). Di dalam paruparu, kuman penyebab infeksi akan berkembang biak sehingga terjadi peradangan pada paru. Bagian paru yang terkena infeksi akan terisi oleh cairan atau nanah sehingga penderita merasakan sesak napas, demam tinggi. dan menggigil kedinginan sampai giginya mengeluarkan suara gemeletuk. Pada saat bernapas, dapat terdengar suara wheezingatau mengi. bila sesak napasnya sangat berat, pada bayi akan terlihat cekungan didada bagian bawah (chest indwelling) saat menarik napas.

Gejala tambahan pneumonia di antaranya adalah anak tidak nafsu makan, tidak mau menetek atau minum susu, oleh karenanya anak akan menjadi lemah.

Gejala pada pneumonia berat (gawat) adalah bibir terlihat biru (sianosis) karena kekurangan oksigen, suhu badan yang semula tinggi menjadi dingin (hipotermi), anak mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan kesadaran (tidak acuh, tidak dapat berkomunikasi), timbul kejang-kejang, bahkan dapat terjadi renjatan (syok).

Sebagian besar bayi dan anak yang sehat dapat bertahan terhadap serangan bakteri atau virus berkat daya tahan tubuh (kekebalan tubuh) alami yang ada pada dirinya. pada bayi dan anak yang karena sesuatu hal sistem pertahanan tubuhnya menurun, akan rentan terhadap pneumonia. Menurunnya sistem kekebalan tubuh dapat disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya adalah gizi buruk dan kurang gizi seperti yang sering terjadi pada bayi yang tidak mendapat ASI secara eksklusif.

Penyakit infeksi seperti tuberculosis dan infeksi yang disebabkan oleh virus, misalnya campak, cacar air, dan HiV dapat juga meningkatkan risiko terhadap pneumonia. Sudah sejak lama faktor lingkungan diketahui mempunyai peran penting dalam berjangkitnya ISPA, termasuk pneumonia.

beberapa hal yang dituding oleh para ahli kesehatan sebagai penyebab naiknya risiko terhadap pneumonia di antaranya adalah polusi udara dalam rumah akibat penggunaan bahan bakar biomass seperti kayu bakar atau kotoran binatang ternak, permukiman penduduk yang terlampau padat (overcrowded), dan yang termasuk penting juga adalah orang tua yang perokok.

Pneumonia dapat diobati dengan antibiotika yang mudah didapat di tempat pelayanan kesehatan (puskesmas), klinik,dan rumah sakit. Sebagian besar penderita pneumonia dapat diobati dengan rawat jalan. Hanya penderita pneumonia bayi dan penderita pneumonia berat yang perlu perawatan inap di rumah sakit.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka kematian anak karena pneumonia adalah:
imunisasi terhadap kuman Haemophilusinfluenzae tipe b (Hib), pneumococcus, campak, difteri, dan batuk rejan (pertussis) adalah cara yang paling efektif dalam pencegahan pneumonia.
pemberian gizi yang cukup sangat bermanfaat dalam meningkatkan daya tahan tubuh alami anak, diawali dengan pemberian ASieksklusif pada enam bulan pertama usia bayi. daya tahan tubuh yang baik dapat mencegah pneumonia, atau sekurang-kurangnya dapat mempercepat penyembuhan pada anak saat terserang pneumonia.
mengusahakan perbaikan lingkungan rumah dan perumahan, terutama pada permukiman yang berpenghuni padat, dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian anak karena pneumonia.
pada anak yang terinfeksi HiV pemberian obat cotrimoxazole dapat mengurangi risiko terhadap pneumonia.

Dr. Muljono Wirjodiardjo, Sp.A (K), Ph.D.
Konsultan Respirologi Anak

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)