Kamis, 02 Oktober 2014

Mengenal kardiovaskuler lebih dekat dan faktor resikonya

Untuk orang awam, istilah kardiovaskuler tentu saja tidak familiar. Mungkin mendengarnya saja baru sekali ini :). Namun jangan buru-buru di tutup halamannya ya, karena anda harus tahu bahwa kardiovaskuler merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian tertinggi di seluruh dunia saat ini. Tertarik ingin tahu lebih jauh?

Oke, kardiovaskuler adalah penyakit yang berhubungan erat dengan terjadinya kelainan atau gangguan pada jantung (cardio) dan pembuluh darah (vascular). Pola hidup keseharian yang kurang sehat menjadi salah satu faktor resiko pemicu timbulnya penyakit degeneratif ini.

Selain jantung koroner, bentuk penyakit yang timbul akibat terjadinya gangguan/kelainan pada jantung dan pembuluh darah ini adalah serebrovaskuler dan vaskuler perifer.
Namun, jantung koroner dan serebrovaskuler memiliki dampak yang sangat serius bagi penderitanya yaitu, serangan jantung dan stroke akibat tersumbatnya pembuluh darah karena terjadi penumpukan lemak (aterosklerosis) ini.

Setiap orang memiliki faktor-faktor resiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler dan terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang beresiko terhadap penyakit ini. Namun faktor resiko penyebab kardiovaskuler dapat dikelompokan ke dalam faktor yang bisa dikendalikan dan tidak.

Faktor resiko yang dapat dikendalikan adalah kadar kolesterol darah yang tinggi (hiper kolesterolemia), hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes mellitus, obesitas, dan gaya hidup yang buruk (kurang berolahraga,  merokok, konsumsi alkohol berlebihan).

Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan meliputi usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.

Ironisnya, menurut sebuah penelitian, 80% penyebab dari penyakit yang bisa menyebabkan cacat dan kematian ini sebenarnya berasal dari faktor resiko yang dapat dikendalikan. Artinya, jika seseorang bisa mengendalikan kadar kolesterol dalam tubuhnya, mengelola dan mengobati hipertensi atau diabetes mellitusnya dengan baik, mengurangi berat badannya dengan serius, berolahraga secara teratur, berhenti merokok dan tidak meminum alkohol berlebihan, maka penyakit kardiovaskuler ini
bisa dihindari.

Untuk kolesterol misalnya. Pengendalian kadarnya dengan baik maka akan mencegah terjadinya penumpukan lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah ke jantung dan otak.

Pola makan yang buruk atau terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak jenuh akan memicu tingginya kadar kolesterol dalam tubuh. Terkadang, upaya tersebut saja tidak cukup dan kadar kolesterol tetap tinggi sehingga resiko terkena serangan jantung atau stroke tetap ada.

Menurut dr. Faris Basalamah, SpJP, seorang dokter spesialis jantung dan   pembuluh darah RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, pola hidup teratur sangat efektif mencegah penyakit  kardiovaskuler.  “Merokok,“seringnya mengkonsumsi makan berlemak, minuman keras, olahraga yang tidak teratur, istirahat yang kurang, dan tekanan mental adalah gaya hidup yang tidak teratur. Harus dihindari gaya hidup seperti ini agar penyakit kardiovaskuler menjauhi tubuh kita,” kata Faris.

Lalu bagaimana mengenai faktor resiko yang tidak bisa dikendalikan? Memang, tidak bisa dilakukan intervensi terhadap faktor resiko tersebut karena usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga merupakan hal yang tidak mungkin diubah. Namun, upaya me-manage faktor risiko yang dapat dikendalikan merupakan sebuah pilihan yang tidak bisa ditawar.

Jadi jika anda memiliki pola makan yang buruk, rubahlah dari sekarang. Karena mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Semoga tips kesehatan tentang kardiovaskuler ini bisa berguna untuk anda.



Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)