Diagnosa sekaligus penanganan operasi pada kasus sendi dilakukan dilakukan dengan prosedur arthroscopy. Teknik ini juga dipakai untuk merangsang tulang rawan sendi yang rusak.
Tak jauh berbeda dengan teknik laparoskopi, tindakan operasi dengan sayatan besar pada lutut juga telah digantikan dengan teknik minimal invasif. “Perkembangan teknologi kedokteran orthopaedi terkini telah sedemikian majunya, sehingga dimungkinkan operasi menggunakan teropong yang disebut arthroscopy (artroskopi),” kata dr. Lia Marliana, SpOT, Mkes, di RSMK Bekasi Timur.
Setidaknya, kata dr. Sumono Handoyo SpOT, Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi RSMK Bekasi, ada 6 persendian yang menjadi obyek tindakan arthroscopy,yaitu bahu, siku, pergelangan tangan, panggul, lutut, dan pergelangan kaki. “Sendi lutut merupakan bagian yang paling sering terkena cedera, karena struktur anatomi menempatkannya sebagai bagian paling mobil sekaligus penyangga beban paling berat,” ungkapnya.
Ya, timpal dr. Tito Sulaksito SpB, SpOT, FICS, di RS Mitra Keluarga Bekasi, arthroscopyadalah prosedur pembedahan minimal invasif di bidang orthopedicuntuk melihat, mendiagnosa dan menindaklanjuti problem di dalam sendi. Prosedurnya, ahli bedah akan membuat sayatan kecil sekitar 0,5 cm, lalu memasukkan alat kecil ke dalam sendi sehingga seluruh permukaan sendi akan terlihat jelas di layar monitor.
Saat ini, kata jenderal purnawirawan TNI AL ini, dengan berkembangnya teknologi, artroskopi tidak hanya berfungsi diagnosa semata, tetapi juga sekaligus melakukan operasi di dalam sendi. Bahkan untuk rekonstruksi. “Apa yang rusak di dalam sendi bisa direpairkembali,” sebutnya seraya menambahkan, seperti cedera meniskus akibat kecelakaan yang banyak terjadi pada olahragawan atau osteoarthritis lutut pada orang tua.
Untuk rekonstruksi, ketika ada jaringan yang putus (ligamen putus) yang sering dialami oleh pemain bola, misalnya. Tali atau ligamen yang putus ini tidak bisa disambung atau dijahit. “Karena kalau putus ia akan saling tarik menarik. Jadi tidak mungkin disatukan lagi. Harus diganti dengan mengambil dari bagian lain, makanya disebut artroskopi rekonstruksi,” jelasnya.
Itulah keunggulan artroskopi, tambah dr. Harjanto Effendi, SpOT, seorang dokter bedah bisa melakukan shavingatau membuang jaringan tulang rawan yang rusak, menisektomi atau membuang meniskus yang robek atau rusak dan tak dapat diperbaiki, hingga mengambil pengapuran yang lepas (loose bodies). Bahkan, melakukan tindakan untuk mencoba menumbuhkan kembali tulang rawan sendi yang terlanjur rusak. Sudah pasti, ada banyak keuntungan dengan melakukan teknik ini, diantaranya adalah dokter dapat melhat langsung dengan alat yang digunakan pada sendi yang akan disayat, rasa sakit yang jauh lebih kecil dibanding pembedahan biasa, hingga waktu pembedahan
dan perawatan yang jauh lebih singkat dengan komplikasi yang jarang ditemukan.
“Luka operasi yang kecil akan mempercepat waktu penyembuhan karena kerusakan jaringan lunak sangat minimal,” kata dr. Sumono Handoyo SpOT Memang, meski sangat kecil namun ada kemungkinan komplikasi paskaartroskopi berupa infeksi, bengkak berlebihan atau pendarahan di dalam sendi. “Namun, ini sangat jarang terjadi,” tegas dr. Roy Edward K. SpBO. Bahkan, teknik yang secara harfiah berarti melihat di dalam sendi --arthroscopy dari bahasa Yunani yaitu arthro (sendi) dan skopien (untuk melihat)-- ini relatif aman, termasuk bagi mereka yang telah memasuki usia senja.
Adapun Prosedur Artroskopi Meliputi:
1. Prosedur rotator cuff.
2. Perbaikan atau pemotongan kerusakan tulang rawan pada lutut dan bahu.
3. Rekonstruksi anterior cruciate ligament dan posterior cruciate ligamentpada sendi lutut.
4. Pengikisan jaringan radang (synofium) pada lutut, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
5. Pembebasan carpal tunnel syndrome.
6. Perbaikan sobekan pada ligament.
7. Pembersihan loose body(bagian lepas) pada tulang dan tulang rawan dalam sendi.
Tak jauh berbeda dengan teknik laparoskopi, tindakan operasi dengan sayatan besar pada lutut juga telah digantikan dengan teknik minimal invasif. “Perkembangan teknologi kedokteran orthopaedi terkini telah sedemikian majunya, sehingga dimungkinkan operasi menggunakan teropong yang disebut arthroscopy (artroskopi),” kata dr. Lia Marliana, SpOT, Mkes, di RSMK Bekasi Timur.
Setidaknya, kata dr. Sumono Handoyo SpOT, Spesialis Bedah Orthopaedi dan Traumatologi RSMK Bekasi, ada 6 persendian yang menjadi obyek tindakan arthroscopy,yaitu bahu, siku, pergelangan tangan, panggul, lutut, dan pergelangan kaki. “Sendi lutut merupakan bagian yang paling sering terkena cedera, karena struktur anatomi menempatkannya sebagai bagian paling mobil sekaligus penyangga beban paling berat,” ungkapnya.
Ya, timpal dr. Tito Sulaksito SpB, SpOT, FICS, di RS Mitra Keluarga Bekasi, arthroscopyadalah prosedur pembedahan minimal invasif di bidang orthopedicuntuk melihat, mendiagnosa dan menindaklanjuti problem di dalam sendi. Prosedurnya, ahli bedah akan membuat sayatan kecil sekitar 0,5 cm, lalu memasukkan alat kecil ke dalam sendi sehingga seluruh permukaan sendi akan terlihat jelas di layar monitor.
Saat ini, kata jenderal purnawirawan TNI AL ini, dengan berkembangnya teknologi, artroskopi tidak hanya berfungsi diagnosa semata, tetapi juga sekaligus melakukan operasi di dalam sendi. Bahkan untuk rekonstruksi. “Apa yang rusak di dalam sendi bisa direpairkembali,” sebutnya seraya menambahkan, seperti cedera meniskus akibat kecelakaan yang banyak terjadi pada olahragawan atau osteoarthritis lutut pada orang tua.
Untuk rekonstruksi, ketika ada jaringan yang putus (ligamen putus) yang sering dialami oleh pemain bola, misalnya. Tali atau ligamen yang putus ini tidak bisa disambung atau dijahit. “Karena kalau putus ia akan saling tarik menarik. Jadi tidak mungkin disatukan lagi. Harus diganti dengan mengambil dari bagian lain, makanya disebut artroskopi rekonstruksi,” jelasnya.
Itulah keunggulan artroskopi, tambah dr. Harjanto Effendi, SpOT, seorang dokter bedah bisa melakukan shavingatau membuang jaringan tulang rawan yang rusak, menisektomi atau membuang meniskus yang robek atau rusak dan tak dapat diperbaiki, hingga mengambil pengapuran yang lepas (loose bodies). Bahkan, melakukan tindakan untuk mencoba menumbuhkan kembali tulang rawan sendi yang terlanjur rusak. Sudah pasti, ada banyak keuntungan dengan melakukan teknik ini, diantaranya adalah dokter dapat melhat langsung dengan alat yang digunakan pada sendi yang akan disayat, rasa sakit yang jauh lebih kecil dibanding pembedahan biasa, hingga waktu pembedahan
dan perawatan yang jauh lebih singkat dengan komplikasi yang jarang ditemukan.
“Luka operasi yang kecil akan mempercepat waktu penyembuhan karena kerusakan jaringan lunak sangat minimal,” kata dr. Sumono Handoyo SpOT Memang, meski sangat kecil namun ada kemungkinan komplikasi paskaartroskopi berupa infeksi, bengkak berlebihan atau pendarahan di dalam sendi. “Namun, ini sangat jarang terjadi,” tegas dr. Roy Edward K. SpBO. Bahkan, teknik yang secara harfiah berarti melihat di dalam sendi --arthroscopy dari bahasa Yunani yaitu arthro (sendi) dan skopien (untuk melihat)-- ini relatif aman, termasuk bagi mereka yang telah memasuki usia senja.
Adapun Prosedur Artroskopi Meliputi:
1. Prosedur rotator cuff.
2. Perbaikan atau pemotongan kerusakan tulang rawan pada lutut dan bahu.
3. Rekonstruksi anterior cruciate ligament dan posterior cruciate ligamentpada sendi lutut.
4. Pengikisan jaringan radang (synofium) pada lutut, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
5. Pembebasan carpal tunnel syndrome.
6. Perbaikan sobekan pada ligament.
7. Pembersihan loose body(bagian lepas) pada tulang dan tulang rawan dalam sendi.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)