Jumat, 17 Oktober 2014

Teknik Artroskopi untuk Reparasi dan Rekonstruksi Sendi yang Rusak

Diagnosa sekaligus penanganan operasi pada  kasus sendi dilakukan dilakukan dengan prosedur arthroscopy. Teknik ini juga dipakai untuk  merangsang tulang rawan sendi yang rusak.

Tak jauh berbeda dengan teknik  laparoskopi, tindakan operasi dengan  sayatan besar pada lutut juga telah  digantikan dengan teknik minimal invasif.  “Perkembangan teknologi kedokteran  orthopaedi terkini telah sedemikian majunya,  sehingga dimungkinkan operasi menggunakan  teropong yang disebut arthroscopy  (artroskopi),” kata dr. Lia Marliana, SpOT,  Mkes, di RSMK Bekasi Timur.

Setidaknya, kata dr. Sumono Handoyo  SpOT, Spesialis Bedah Orthopaedi dan  Traumatologi RSMK Bekasi, ada 6 persendian  yang menjadi obyek tindakan arthroscopy,yaitu  bahu, siku, pergelangan tangan, panggul, lutut,  dan pergelangan kaki. “Sendi lutut merupakan  bagian yang paling sering terkena cedera,  karena struktur anatomi menempatkannya  sebagai bagian paling mobil sekaligus  penyangga beban paling berat,” ungkapnya.

Ya, timpal dr. Tito Sulaksito SpB,  SpOT, FICS, di RS Mitra Keluarga Bekasi,  arthroscopyadalah prosedur pembedahan  minimal invasif di bidang orthopedicuntuk  melihat, mendiagnosa dan menindaklanjuti  problem di dalam sendi. Prosedurnya, ahli  bedah akan membuat sayatan kecil sekitar  0,5 cm, lalu memasukkan alat kecil ke dalam  sendi sehingga seluruh permukaan sendi akan  terlihat jelas di layar monitor.

Saat ini, kata jenderal purnawirawan TNI  AL ini, dengan berkembangnya teknologi,  artroskopi tidak hanya berfungsi diagnosa  semata, tetapi juga sekaligus melakukan  operasi di dalam sendi. Bahkan untuk  rekonstruksi. “Apa yang rusak di dalam  sendi bisa direpairkembali,” sebutnya seraya  menambahkan, seperti cedera meniskus  akibat kecelakaan yang banyak terjadi pada  olahragawan atau osteoarthritis lutut pada  orang tua.

Untuk rekonstruksi, ketika ada jaringan  yang putus (ligamen putus) yang sering  dialami oleh pemain bola, misalnya. Tali atau  ligamen yang putus ini tidak bisa disambung  atau dijahit. “Karena kalau putus ia akan saling  tarik menarik. Jadi tidak mungkin disatukan  lagi. Harus diganti dengan mengambil dari  bagian lain, makanya disebut artroskopi  rekonstruksi,” jelasnya.

Itulah keunggulan artroskopi, tambah  dr. Harjanto Effendi, SpOT, seorang  dokter bedah bisa melakukan shavingatau  membuang jaringan tulang rawan yang rusak,  menisektomi atau membuang meniskus yang  robek atau rusak dan tak dapat diperbaiki,  hingga mengambil pengapuran yang lepas  (loose bodies). Bahkan, melakukan tindakan  untuk mencoba menumbuhkan kembali tulang  rawan sendi yang terlanjur rusak. Sudah pasti, ada banyak keuntungan  dengan melakukan teknik ini, diantaranya  adalah dokter dapat melhat langsung dengan  alat yang digunakan pada sendi yang akan  disayat, rasa sakit yang jauh lebih kecil  dibanding pembedahan biasa, hingga waktu  pembedahan
dan perawatan yang jauh lebih  singkat dengan komplikasi yang jarang  ditemukan.

“Luka operasi yang kecil akan  mempercepat waktu penyembuhan karena  kerusakan jaringan lunak sangat minimal,”  kata dr. Sumono Handoyo SpOT Memang, meski sangat kecil namun ada  kemungkinan komplikasi paskaartroskopi  berupa infeksi, bengkak berlebihan atau  pendarahan di dalam sendi. “Namun, ini  sangat jarang terjadi,” tegas dr. Roy Edward  K. SpBO. Bahkan, teknik yang secara harfiah  berarti melihat di dalam sendi --arthroscopy  dari bahasa Yunani yaitu arthro (sendi) dan  skopien (untuk melihat)-- ini relatif aman,  termasuk bagi mereka yang telah memasuki  usia senja.

Adapun Prosedur Artroskopi Meliputi:
1. Prosedur rotator cuff.
2.  Perbaikan atau pemotongan kerusakan  tulang rawan pada lutut dan bahu.
3.  Rekonstruksi anterior cruciate ligament dan posterior cruciate ligamentpada  sendi lutut.
4.  Pengikisan jaringan radang (synofium) pada lutut, siku, pergelangan tangan dan  pergelangan kaki.
5.  Pembebasan carpal tunnel syndrome.
6.  Perbaikan sobekan pada ligament.
7.  Pembersihan loose body(bagian lepas)  pada tulang dan tulang rawan dalam  sendi.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)