Kamis, 23 Oktober 2014

Bagaimana Memahami Serta menangani Permasalahan Remaja

Banyak orang tampaknya memandang masa remaja merupakan masa yang membingungkan dalam kehidupan, bahkan bisamenjadi sangat menakutkan untuk orangtua dan anak-anak. Oleh karena itu, orangtua dan anak-anak perlumemilikipemahaman mengenai masa remaja itu sendiri. Dengan demikian, mereka dapat memahami diri merekasendiri serta diharapkan mampu menjalani masa ini menjadi lebih baik.

Istilah adolescent diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakupperubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

Usia Remaja dan Perkembangannya

Rentang waktu usia remaja biasanya dibedakan atas tiga: masa remaja awal (usia 12–15 tahun), masa remaja pertengahan (usia 15–18 tahun), masa remaja akhir (usia 18–21 tahun).

Remaja merupakan individu yang sedang berada dalam masa persiapan menuju kedewasaan. Oleh karenanya, terjadi perkembangan secara pesat baik di fisik, psikologis, dan intelektual. Masa remaja juga bisa dibilang masa mereka berada pada rentang waktu yang paling banyak mengalami pengalaman perubahan, baik secara fisik maupun psikis, yang mungkin saja dapat menimbulkan problema tertentu bagi si remaja. Apabila tidak disertai dengan upaya pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, bukan tidak mungkin dapat menjurus pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal.

Problema Remaja
Problema yang mungkin timbul pada masa remaja adalah:

1 Pertumbuhan fisik yang cepat.
ketika perkembangan fisik tidak proporsional atau keadaan fisik tidak sesuai dengan harapan, maka dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. selain itu, kematangan organ reproduksi pada masa remajajugaberkembang. Jika tidak terbimbing oleh normanorma, dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
2 Perkembangan kognitif dan bahasa. 
ketika si remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan intelektual, terutama melalui pendidikan disekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnya tidak akan berkembang optimal. terhambatnya perkembangankognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya.
3 Perkembangan perilaku sosial, moralitas, dan keagamaan. 
masa remaja ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (peergroup). penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri.
4 Perkembangan kepribadian dan emosional. 
ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, remaja akan mengalami krisis identitas atau identity confusion.reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapatberdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durjaataujustru dia menjadi orang yang berperilaku agresif.

SOLUSI PROBLEMA REMAJA
Orangtua dan guru.
Remaja mulai memindahkan ketergantungannya dari orangtua ke orang lain atau teman sebaya. namun demikian, remaja tetap memerlukan pengarahan dan pengawasan dari guru dan orangtua untuk memunculkan kebiasaan-kebiasaanyangbaik dan keterampilan-keterampilan baru, namun tetap memberi ruang gerak baginya.

Pengawasan yang terlalu ketat bisa berakibat kurangnya inisiatif dan ia tidak akan bisa mengembangkan dirinya. remaja kerap menolak segala hal yang dianggap baik oleh orangtua dan suka mengkritik orangtua. hal ini karena meningkatnya cara berpikir kritis, selalu menanyakan sebab-sebab, akibat-akibat, dengan cara menyanggah pendapat orang dewasa. namun demikian, ia tetap memerlukan kehangatan dan keserasian dalam keluarga danmembutuhkan dukungan emosional dari orangtua untuk membantunya mengatasi permasalahan yang dihadapinyasehari-hari dalam pergaulan.

Komunikasi Efektif. 
Komunikasi yang baik perlu diperhatikan untuk memudahkan penyaluran kasih sayang. dengan demikian, pergaulan yangburuk dapat dihindari. selain itu, kompetisi dapat menyebabkan anak menjadi sadar akan kemampuan dan keterbatasannya. penting diingat bahwa remaja memerlukan dorongan, semangat, pengawasan, dan pengarahan.

Pendidikan Moral dan Keagamaan. 
Pendidikan ini akan mengembangkan dan memupuk hati nuraninya. Sebaliknya, hati nurani yang terpupuk baik akan memudahkan berperilaku sesuai dengan prinsip moral dan nilai-nilai manusiawi. Seluruh perkembangan merupakan suatu rangkaian bertahap dan berkesinambungan. perlu diberi keterangan tentang pertimbangan moral dalam hubungan dengan teman sebaya, kegiatan-kegiatan dan apa yang bisa merugikan orang lain, serta analisa tentang perilaku bermoral dan kaidah-kaidah agama. Orangtua juga harus menjadi model manajemen stres yang sehat dirumah. Jika remaja menyadari bahwa mereka tidak sendirian, orangtua dan dirinya juga pernah mengalami stres dan orangtua mampu menanganinya, maka ia akan dapat belajar cara-cara positif untuk mengatasi stres, bukan beralih ke obat-obatan.

Meriyati Budiman, M.Psi
Psikolog Klinis

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)