Senin, 20 Oktober 2014

Bedah Umum dan Digestif : Makin Inovatif di Sisi Kosmetik

Di masa lalu, operasi bedah terbuka (open surgery)  akan meninggalkan bekas luka yang tidak bagus. Dengan teknik laparoskopi, luka operasi menjadi  sangat minimal dan menguntungkan dari sisi kosmetik.

Di bidang bedah umum, teknik  bedah minimal invasif sedemikian  berkembangnya, sehingga penggunaannya pun sangat beragam, baik  untuk diagnostik maupun tindakan operasi.  Sebut saja usus buntu, perlengketan usus,  cholecystectomy (pengangkatan kantong  empedu), hingga hernia dan radang akibat  batu empedu. Bahkan, untuk kasus-kasus  berat seperti tumor/kanker usus besar. Di bidang bedah digestif, juga sama.

Bidang medis yang secara spesifik menangani  kasus-kasus saluran pencernaan, seperti  usus besar, lambung, pankreas hingga  kerongkongan, ini juga sangat terbantu  dengan hadirnya bedah minimal invasif,  khususnya teknik laparoskopi. “Dengan teknik  ini, dokter bedah dapat langsung melihat  isi rongga perut dengan jelas dan langsung  melakukan penanganan secara tepat sasaran,  tanpa harus membuat luka sayatan yang  besar,” kata dr. Benny Philippi, Spesialis  Bedah Digestive di RS Mitra Keluarga Kelapa  Gading.

“Jadi, ketakutan itu harus dibuang jauh-jauh. Karena bedah minimal invasif pada  rongga perut ini merupakan teknik operasi  menggunakan sistem endokamera,  pneumoperitoneum(mengisi rongga perut  dengan gas) dan instrumen khusus di dalam  rongga perut melalui layar monitor tanpa  melihat dan menyentuh langsung organ yang  dioperasi. Teknik ini mulai dikembangkan  sejak awal abad ke 20. Di Indonesia sudah  dimulai sejak tahun 1991,” kata dr. Budi SH  Gultom SpBU, dokter spesialis bedah umum  di RS. Mitra Keluarga Cikarang.

Dengan kemampuannya itu, dokter bedah  bisa sekaligus melihat penyakit-penyakit yang  mungkin menjangkiti pasien di dalam rongga  perutnya. Misal, ketika melakukan operasi  usus buntu terhadap pasien, terlihat ada bakat  hernia di sana. “Kalau sudah begini, biasanya  dokter bedah akan mengkonsultasikannya  kepada keluarga atau wakil dari pasien. ‘Ini  ada bakat hernia yang pasti bakal muncul.  Mau sekalian di repair tidak’. Kalau keluarga  pasien setuju, ya kita lakukan operasinya  sekalian,” ungkapnya.

Bicara mengenai hernia, timpal dr. Julius  Lumenta, SpB, Spesialis Bedah Umum RSMK  Cibubur, memang cenderung menyerang  laki-laki, namun juga banyak dialami wanita,  anak-anak, bahkan balita. Tapi tak usah  khawatir, “Dengan teknik laparoskopi, kita di  Mitra Keluarga cuma butuh waktu paling lama  1,5 jam, tergantung tingkat penyakitnya,”  ujar dr. Julius. Bahkan, sambungnya, dengan  penggunaan jala sintetis yang disebut mesh,  pasien paskaoperasi tak akan merasa nyeri  seperti biasa dikeluhkan pasien paskaoperasi  hernia.

Dalam perkembangannya, teknik  minimal invasif juga dikenal sebagai bandaid  surgery atau keyhole surgery (bedah lubang  kunci). Disebut operasi lubang kunci karena  dilakukan hanya melalui satu lubang kecil  berukuran 0,5 – 1,5 cm. “Teknik ini, sudah  dilakukan di Rumah Sakit Mitra Keluarga,  mulai dari tindakan diagnostik untuk melihat  adanya perdarahan di rongga perut hingga  pengangkatan kandung empedu maupun  penanganan tumor/kanker usus,” sebut dr.  Ferdy Limengka.

Lebih dari itu, kata dr. Ferdy, seorang  ahli bedah cukup membuat satu sayatan  kecil saja. Teknik ini dikenal dengan istilah  SILS (single incision laparoscopic surgery).  Menurutnya, untuk laparoskopi usus buntu  yang standarnya tiga lubang, di RS Mitra  Keluarga sudah jauh lebih berkembang.  “Kita cuma butuh satu lubang saja. Atau  laparoskopi dengan single hole,” urainya. Bahkan, tak usah heran jika luka operasi bisa  dibuat tidak tampak. “Jadi usus buntu itu bisa  mulus sekali. Hal ini tentu sangat bermanfaat  dari sisi kosmetik, terutama bagi kaum  wanita, karena tetap menjaga keindahan kulit  di sekitar perut,” jelasnya, sambil tersenyum.

Masih seperti kata dr. Ferdy, saat ini  sudah ada teknologi operasi sejenis untuk  melihat rongga dada. Rongga dada yang  dimasa lalu harus dilakukan operasi terbuka  (rongga dada terbuka lebar) sekarang dengan  teknik yang mirip laparoskopi atau disebut  thoracoscopy/bronchoscopy. “Jadi, kita bikin  luka kecil untuk mengintip ke dalam rongga  dada, lalu kalau ada masalah atau ada yang  bocor dan sebagainya akan segera diobati  sekaligus,” paparnya, seraya menyebutkan  bahwa RS Mitra Keluarga cukup inovatif di  bidang operasi bedah minimal invasif.  Salah satu teknik yang tengah  dikembangkan adalah operasi kelenjar  gondok. “Kalau di perut kan laparoskopi.  Kalau di daerah thoraks itu namanya  thoracoscopy. Nah untuk kelenjar gondok  namanya endosurgery thyroid. Lukanya  tidak di leher lagi, tetapi diambil dari ketiak.  Jadi, semua memang arahnya ke kosmetik,”  jelasnya. 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)