Karena sebelumnya sudah ada artikel tentang teknologi bedah minimal invasif, tidak ada salahnya jika kita tahu sejarahnya sedikit. Sejatinya, teknik bedah laparoskopi bukanlah barang baru.
Teknologi ini pertama kali dilakukan George Kelling pada tahun 1902. Ilmuwan asal Dresden,
Jerman, ini melakukan uji coba operasi dengan teknik laparoskopi pada seekor anjing. Delapan tahun kemudian, atau persisnya tahun 1910, Jacobeus mencoba teknik laparoskopi pada manusia. Namun, gebrakan teknologi ini baru dimulai ketika dr. Melvin Cohen menerapkan Laparoscopy Operativepada kasus-kasus infertillity(masalah kesuburan), di Chicago, Amerika Serikat, tahun 1966. Cohen juga yang membuka mata dunia kedokteran –khususnya di bidang ginekologi— dengan menerbitkan buku berjudul “Laparoscopy, Culdoscopy and Gynecography; Technique and Atlas”.Buku pertama yang membahas teknik operasi laparoskopi dan menjadi text bookdi Amerika.
Tahun 1985, Cody Evander, robot yang digunakan sebagai pengganti jarum biopsi pada operasi otak dipakai pada operasi prostat (laparoscopy surgery). Tahun 1992, Integrated Surgical Systems, memperkenalkan ROBODOC kepada dunia kedokteran. Hebatnya, ROBODOC merupakan satu-satunya sistem robot yang mendapat restu dari Food and Drug Administration (FDA- Badan Pengawas Obat dan Makanan) di Amerika Serikat.
Tahun 1994, teknologi laparoskopi semakin canggih dengan kehadiran AESOP (Automatic Endoscopic System for Optimal Positioning, Computer Motion, Inc) yang sangat berguna untuk membantu operator dalam mengatur arah orientasi laparoscope. Tahap selanjutnya, lisensi AESOP dibeli dan dilanjutkan oleh perusahaan Intuitive Surgical, Sunnyvale, California untuk menciptakan apa yang kemudian kita kenal dengan da Vinci Surgical System. Suatu teknologi kedokteran paling terkini yang memungkinkan ahli bedah untuk melakukan operasi sulit dan rumit melalui sayatan sangat kecil (minimally invasive surgery).
Teknologi ini pertama kali dilakukan George Kelling pada tahun 1902. Ilmuwan asal Dresden,
Jerman, ini melakukan uji coba operasi dengan teknik laparoskopi pada seekor anjing. Delapan tahun kemudian, atau persisnya tahun 1910, Jacobeus mencoba teknik laparoskopi pada manusia. Namun, gebrakan teknologi ini baru dimulai ketika dr. Melvin Cohen menerapkan Laparoscopy Operativepada kasus-kasus infertillity(masalah kesuburan), di Chicago, Amerika Serikat, tahun 1966. Cohen juga yang membuka mata dunia kedokteran –khususnya di bidang ginekologi— dengan menerbitkan buku berjudul “Laparoscopy, Culdoscopy and Gynecography; Technique and Atlas”.Buku pertama yang membahas teknik operasi laparoskopi dan menjadi text bookdi Amerika.
Tahun 1985, Cody Evander, robot yang digunakan sebagai pengganti jarum biopsi pada operasi otak dipakai pada operasi prostat (laparoscopy surgery). Tahun 1992, Integrated Surgical Systems, memperkenalkan ROBODOC kepada dunia kedokteran. Hebatnya, ROBODOC merupakan satu-satunya sistem robot yang mendapat restu dari Food and Drug Administration (FDA- Badan Pengawas Obat dan Makanan) di Amerika Serikat.
Tahun 1994, teknologi laparoskopi semakin canggih dengan kehadiran AESOP (Automatic Endoscopic System for Optimal Positioning, Computer Motion, Inc) yang sangat berguna untuk membantu operator dalam mengatur arah orientasi laparoscope. Tahap selanjutnya, lisensi AESOP dibeli dan dilanjutkan oleh perusahaan Intuitive Surgical, Sunnyvale, California untuk menciptakan apa yang kemudian kita kenal dengan da Vinci Surgical System. Suatu teknologi kedokteran paling terkini yang memungkinkan ahli bedah untuk melakukan operasi sulit dan rumit melalui sayatan sangat kecil (minimally invasive surgery).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)