Kamis, 23 Oktober 2014

Pahami dan kenali gejala usus buntu (Apendisitis) pada anak anda

Apendisitis (usus buntu) adalah kondisi abdomen yang memerlukan tindakan pembedahan, baik pada orang dewasa ataupun anak-anak. Diagnosis dini apendisitis pada bayi dan anak lebih sulit dari pada orang dewasa. Makin muda usia pasien, makin tinggi angka perforasi (komplikasi robekan pada usus).

Usus buntu sering terjadi pada anak usia 4 sampai 15 tahun, sebanyak 1% atau kurang pada bayi dan anak sampai usia 2 tahun, serta 12-5% pada anak berusia 2 sampai 3 tahun. Frekuensi mulai menanjak setelah usia 4 tahun dan mencapai puncaknya berkisar pada usia 9 sampai 11 tahun.

Penyebab usus buntu
Apendisitis/usus buntu akut terjadi apabila terdapat sumbatan total lumen apendix yang umumnya (70%) disebabkanadanya fekolit. penulis memperkirakan, rendahnya insiden apendisitis pada bayi dan anak usia dini karena lapisan limfoid dinding apendix belum mengalami hipertrofi (peningkatan volume).

Gejala usus buntu
● dimulai dengan sakit perut hilang timbul (nyeri kolik) yang dirasakan di sekitar pusar dan daerah ulu hati akibat sumbatan lumen (Lihat gambar riwayat klasik appendisitis).
● beberapa jam kemudian, diikuti nyeri di abdomen kuadran kanan bawah (tanda tanda infeksi rongga perut lokal kanan bawah). sakit dirasakan serius (intensitas sakit tinggi disertai kenaikan suhu badan).
● manifestasi klinis pasien merasa mual dan kembung.

Diagnosis usus buntu
Riwayat sakit dan pemeriksaan fisik.
untuk apendisitis akut, riwayat sakit dapat berupa nyeri hilang timbul di sekitar umbilikus dan epigastrium disertai anoreksia, nausea dan muntah bila lambung penuh terisi makanan atau minuman. Bisa pula nyeri di abdomen kuadran kanan bawah atau seluruh abdomen dengan kenaikan suhu tubuh (suhu tubuh meninggi dan menetap sekitar 39derajat Celsius atau lebih). jika yang menderita adalah bayi dan anak-anak berusia muda, mereka sering tidakdapat menunjukkan lokasi sakit yang dirasakan.
Pemeriksaan penunjang.
dapat berupa pemeriksaan radiologic (foto polos abdomen, apendikogram), usgabdomen, dan laboratorium.

Pemeriksa anurin, misalnya sedimen dapat normal atau terdapat lekosit dan eritrosit lebih dari normalbila apendix yang meradang menempel pada ureter atau vesika.

Terapi usus buntu
Terapi usus buntu dilakukan dengan pembedahan (operasi), pembedahan dapat dilakukan dengan dua cara, apendiktomi konvensional dan apendiktomi Laparoskopik. Apendiktomi konvensional dapat dilakukan pada pasien denganberat badan normal (tidak obesitas). apendiktomi Laparoskopik dilakukan pada pasien obesitas. pembedahandikerjakan bila rehidrasi dan usaha penurunan suhu tubuh telah tercapai. suhu tubuh tidak melebihi 38derajat, produksi urin berkisar 1-2 ml/kg/jam. nadi di bawah 120/menit.

Prof. Dr. dr. Darmawan Kartono, Sp.B, Sp.BA
Dokter Spesialis Bedah

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)