Minggu, 05 Oktober 2014

Penanganan Dini Diabetes Mellitus untuk cegah komplikasi

Penanganan terhadap penderita Diabetes Mellitus (DM), selama ini ternyata masih terfokus pada kadar gula dalam darah saja. Padahal, pengobatan DM yang tidak ditangani secara benar sangat berpotensi merusak organ-organ tubuh lain (komplikasi), yang bisa berakibat fatal bagi penderitanya.

Diabetes Mellitus (DM) atau dikalangan masyarakat luas lebih dikenal dengan penyakit kencing manis adalah salah satu penyakit yang belum dapat di sembuhkan secara total hingga kini. Padahal,   penyakit yang diakibatkan   meningkatnya kadar gula (glukosa) dalam darah ini dapat merusak sel-sel otot organ tubuh lain, seperti jantung, ginjal, mata, saraf, dan otot lainnya  (kom plikasi). Jika
tertangani dengan baik, DM bisa mencegah penderitanya dari dampak fatal yang akan terjadi.

“Hingga saat ini DM masih belum dapat disembuhkan.  Terapi pengobatan yang  terbilang efektif bagi penderita DM biasanya dilakukan dengan cara mengontrol kadar gula darah secara  teratur dan  menerapkan tindakan pencegahan komplikasi DM secara terpadu, seperti diet dan olahraga yang  ter atur,” kata Dr. Dante  Saksono  Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D,  konsultan Endokrinologi Metabolik dan diabetes dari DIABETIC & THYROID CENTER RS Mitra Keluarga Kelapa Gading,  Jakarta.

Namun pola pengobatan bagi penderita DM lanjut dia, tak cukup hanya dengan menurunkan kadar gula dalam darah saja. Pengobatannya harus dilakukan secara komprehensif dan holistik sejak dini untuk mencegah timbulnya komplikasi penyakit lain yang bisa mengancam jiwa penderita. Salah satunya dengan memperhatikan dan mengawasi proses masuknya kadar gula ke dalam sel-sel tubuh lain, sehingga sel-sel tersebut dapat kembali normal dan me ngurangi  resiko  timbulnya  kom plikasi.

“Karena itu, RSMK mencoba menerapkan  konsep inovatif dalam memberikan layanan pengobatan
secara  komprehensif , yaitu menyediakan layan an  klinik  terpadu atau one stop servicesbagi penderita DM. Penerapan  konsep inovatif layanan  Diabetic & Thyroid Center RSMK Kelapa Gading kami ini mengacu pada pelayanan  preventif dan kuratif. Pelayanan preventif kami
mencakup kegiatan awam senam dan edukasi mengenai penyakit-penyakit yang menyangkut diabetes yang diselenggarakan rutin sebulan sekali. Untuk kuratifnya, di RSMKKG tersedia fasilitas pemeriksaan untuk screening awal komplikasi DM juga dokter-dokter dari berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan penanganan komplikasi DM. Sehingga penanganan DM tidak hanya terletak pada monitoring Gula darah dan HbA1c saja tetapi juga   holistic ke  penanganan terhadap organ tubuh lain yang terimbas oleh   diabetes,” tutur Dante.

Di Diabetic & Thyroid CenterRSMK, pasien akan memperoleh layanan secara lengkap dan terpadu. Pelayanan medis seperti kontrol kadar gula mandiri secara teratur, tindakan perawatan kaki, serta berbagai pemeriksaan pencegahaan   penyakit komplikasi dari seluruh dokter spesialis terkait yang dilakukan pada satu tempat.Dr. Eliana Taufik Sp.PD-KEMD,konsultan endokrinologi metabolik dan diabetes dari RSMK Kemayoran pun menyatakan pendapat yang serupa.

“Untuk memberikan hasil yang terbaik, kami  menerapkan  konsep inovatif dalam penanganan penderita DM melalui Klinik Terpadu,” sebutnya. Prakteknya, sambung Dr. Eliana, ialah me  nerapkan terapi   secara holistik yang berbasis pada tiga pilar.  Dimulai dari pemeriksaan darah secara teratur, penerapan diit, dan rujukan   mengkonsumsi obat-obatan untuk mengontrol timbulnya komplikasi.

Konsep ini juga melibatkan keluarga pasien dengan maksud agar keluarga dapat mengawasi program yang tengah dijalankan oleh pasien tersebut,” tegas Eliana.  Konsep ini, lanjutnya, sebetulnya
telah lama  di terapkan oleh RSMK. Namun, belakangan kembali dipertajam karena hasilnya terhadap keselamatan pasien cukup signifikan. “Setidaknya dengan konsep seperti ini, sekitar 50% nyawa pasien dapat lebih lama diselamatkan.”

Dengan konsep inovatif yang selama ini dilakukan oleh RSMK di atas, sambung Eliana, ia merasa yakin harapan hidup bagi penderita diabetes menjadi sama besar dibanding manusia non diabetes. “Soalnya, hampir sebagian besar  penderita DM me ninggal dunia karena penyakit  komplikasi
yang ditimbulkannya, seperti gagal   ginjal, serangan jantung dan lainnya. Jadi,   selama
kadar gula masih dapat  dikontrol dan kom plikasi juga dapat segera di atasi, harap an hidup pasien diabetes akan lebih lama. Pasien bisa terhindar dari komplikasi lebih dari lima tahun,” tutur Eliana.

Paradigma Baru Suntik Insulin Lebih Awal
Pemberian suntikan insulin terhadap pasien DM selama ini memang dijadikan
tindakan pengobatan terakhir oleh para dokter karena dikhawatirkan akan membuat
pasien menjadi ketergantu ng an kepada obat seumur hidup. Insulin baru akan diberikan
jika pengobatan secara oral dianggap sudah tak mampu mengontrol kadar gula dalam
darah.

Menurut dr. Olly Renaldi Sp.PD-KEMD, konsultan endokrinologi metabolik dan
diabetes dari RSMK Bekasi Timur, pendapat di atas merupakan paradigma lama di  dunia kedokteran yang harus segera dirubah. Hasil penelitian menunjukkan pada saat seseorang didiagnosa diabetes, 50% sel beta dalam pankreasnya mengalami kerusakan.

Kerusakan tersebut akan bertambah parah bila dibiarkan menggunakan obat - obatan yang kurang tepat. “Sebab, tak sedikit obat jenis tertentu malah dapat memaksa pankreas yang sedang rusak untuk terus bekerja menghasilkan insulin,” tutur Olly.Sebab itu lanjutnya, tak heran jika para pakar diabetes terus  mengupayakan langkah pengobatan terbaik yang   bertujuan untuk memperbaiki kerusakan- kerusakan sel-sel beta pankreas.

Belakangan,  ditemukan satu metode pengobatan baru bagi pen derita  diabetes, yaitu memberikan atau me nyuntikan insulin lebih awal.Paradigma baru dalam pengobatan DM ini dikenal dengan istilah Intensive  Diabetes Management(IDM), yaitu pemberian   insulin (bila waktunya sudah mengharuskan) sejak awal.

Tindakan ini dimaksudkan, agar kondisi pankreas yang rusak tidak semakin rusak. Pada IDM,  pemberian  insulin dilakukan secara intensif dengan atau tanpa  kombinasi obat-obatan yang dapat memperbaiki fungsi sel beta pankreas.“Selain dengan tindakan IDM tadi,  pe ngelolaan diabetes juga tetap mengedepankan konsep secara terpadu tadi yakni perubahan gaya hidup,  pengaturan
makan (diet) dan olahraga teratur,” tegasnya.

Olly menambahkan, pertimbangan pemberian insulin sejak awal juga  memberi kesempatan pada pankreas untuk  ber istirahat dari tugas memperoduksi insulin dan mencegah dan memperbaiki kerusakan pankreas yang sudah terlanjur terjadi.Pengobatan diabetes sesuai paradigma
baru ini memang sudah dilakukan di beberapa negara. Namun di Indonesia sendiri, hal tersebut masih agak sulit dilakukan karena mengalami beberapa kendala dalam pemakaian insulin.

Selain itu ada beberapa anggapan yang masih salah tentang pemakaian insulin, antara lain kegunaannya sebagai terapi akhir jika pengobatan oral ternyata sudah tidak bisa mengontrol gula darah. “Mereka ber anggapan pasien akan me ngalami ke tergantungan  pema kaian  insulin  seumur hidup. Padahal, penggunaan insulin dapat dihentikan bila fungsi pankreas sudah dinilai mampu memproduksi insulin dengan baik,” tutur Olly seraya menambahkan konsep paradigma baru ini tengah digodok untuk dapat diterapkan di Indonesia.

Demikian berita kesehatan yang kami ambil sumbernya dari majalah RS Mitra Keluarga, smoga bisa bermanfaat bagi pembaca blog ini

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terima kasih sudah meluangkan waktu anda untuk memberikan komentar :)